Friday, November 27, 2009

Sekutu Arroyo Dituding Pelaku Pembunuhan Massal

Do you ever feel like you know just enough about tech to be dangerous? Let's see if we can fill in some of the gaps with the latest info from tech experts.

MANILA -- Sekutu dekat Presiden Filipina, Gloria Macapagal Arroyo, disebut sebagai pelaku pembunuhan 50 lebih orang, 13 di antaranya wartawan, saat hendak mendaftarkan Ismail Mangudadatu sebagai kandidat gubernur Maguindanao, wilayah di selatan Filipina.

''Berdasarkan laporan awal, pelaku penculikan dan pembunuhan yang diawali dengan pencegatan oleh sekelompok orang dipimpin oleh Mayor Datu Unsay,'' kata juru bicara Kepolisian Nasional Filipina, Leonardo Espina, Rabu (25/11), seperti dikutip AFP.

Mayor Datu Unsay adalah Andal Ampatuan Junior, anggota dari Koalisi Lakas Kampi CMD yang berafiliasi dengan Arroyo dan anak dari tokoh politisi kuat di wilayah itu. Koalisi ini memberikan andil besar dalam pemilu di wilayah selatan Filipina yang memenangkan Arroyo.

Andal Ampatuan juga gubernur Provinsi Maguidanao, rival politik Ismail Mangudadatu, yang istri dan dua adik perempuannya menjadi korban pembunuhan.

Think about what you've read so far. Does it reinforce what you already know about tech? Or was there something completely new? What about the remaining paragraphs?

Pihak militer sebelumnya menyebut pengawal bayaran yang disewa klan Ampatuan sebagai pelaku pembunuhan massal pada Senin (23/11) lalu. Pernyataan juru bicara kepolisian ini merupakan kali pertama yang menyebut secara khusus Ampatuan Junior sebagai pelaku utama pembunuhan.

Anak Ampatuan ini dinominasikan menggantikan bapaknya, yang sudah tiga kali menjadi gubernur Maguindanao di Pulau Mindanao. Pemilu gubernur dijadwalkan digelar Mei tahun depan.

Konvoi enam mobil karavan yang mengangkut lebih dari 40 orang itu dicegat di sebuah pos pemeriksaan polisi. Para penyergap yang di antaranya berseragam polisi itu diperkirakan berjumlah 100 orang.

Mereka kemudian membunuh anggota rombongan, sekitar lima kilometer dari lokasi kejadian, di daerah pegunungan yang terpencil. Semula, jumlah korban tewas yang ditemukan 24 orang, dan bertambah menjadi 49, Selasa. Hingga kemarin, jumlah korban bertambah menjadi 52 orang.

Belum diketahui nasib 12 wartawan, karena seorang wartawan dipastikan merupakan salah satu korban tewas. Menurut Reporter Tanpa Batas yang berbasis di Paris, Prancis, jika seluruh wartawan yang turut dalam konvoi itu benarbenar tewas, ''Insiden berdarah itu akan menjadi peristiwa pembunuhan terbesar yang pernah terjadi terhadap wartawan.''   ap, ed: nur hasan

(-)
That's the latest from the tech authorities. Once you're familiar with these ideas, you'll be ready to move to the next level.

No comments:

Post a Comment