Saturday, November 28, 2009

Petinggi Militer Jerman di Afghanistan Mundur

Imagine the next time you join a discussion about tech. When you start sharing the fascinating tech facts below, your friends will be absolutely amazed.

BERLIN " Pemimpin tertinggi militer Jerman di Afghanistan, Jenderal Wolfgang Schneiderhan, mengundurkan diri dari jabatannya. Pengunduran diri itu diduga terkait serangan udara Pakta Pertahanan Atlantik Utara (NATO), 4 September 2009, yang menewaskan lusinan warga sipil Afghanistan.

Ketika itu aksi serangan diperintahkan seorang perwira tinggi Jerman dengan tujuan menghancurkan dua truk tangki bahan bakar NATO yang dikuasai Taliban. Namun, serangan di utara Provinsi Kunduz itu justru menyebabkan warga sipil yang menjadi korban.

Hingga kini tidak diketahui pasti jumlah warga sipil yang tewas. Komite Pengawas Independen Afghanistan menyebut 70 warga sipil Afghanistan tewas. Pemerintah Afghanistan menyatakan jumlahnya 100 orang dan 30 di antaranya warga sipil.

Menteri Pertahanan Jerman, Karl Theodor zu Guttenberg, kepada parlemen Jerman, mengatakan, Schneiderhan telah gagal memberikan informasi terkait insiden itu dan dia telah dibebastugaskan atas permintaannya sendiri.

Sometimes the most important aspects of a subject are not immediately obvious. Keep reading to get the complete picture.

Selain Schneiderhan, seorang pejabat older di Departemen Pertahanan Jerman, Peter Wichert, juga mengundurkan diri. Pengumuman itu disampaikan setelah parlemen Jerman berdebat terkait keberadaan militer Jerman di Afghanistan.

Debat itu dilakukan menyusul menguatnya penolakan pengiriman tentara Jerman ke Afghanistan, di kalangan warga Jerman. ˜Jerman harus berpikir untuk mengetahui sampai kapan kami dapat mengakhiri semua ini, kata Guttenberg.

Surat kabar terkemuka Jerman, Bild, seperti dikutip BBC, mengutip sumber yang dirahasiakan dan laporan militer, menyatakan, komandan Jerman yang memerintahkan penyerangan, Kolonel Georg Klein, tidak dapat memberikan bukti jumlah warga sipil di sana sebelum penyerangan dilakukan.

Namun, mantan menteri pertahanan Jerman, Franz Josef Jung, beberapa hari kemudian menyebutkan tidak ada bukti adanya warga sipil yang tewas akibat peristiwa itu. Jerman saat ini menempatkan 4.000 tentara di Afghanistan, negara terbesar ketiga setelah AS dan Inggris.

Mandat tentara Jerman di Afghanistan akan berakhir 13 Desember 2009. Anggota partai oposisi Jerman, Hans Christian Stroebele, mendesak agar Jung yang kini menjadi menteri perburuhan agar mengundurkan diri dari jabatannya.

˜Ini konsekuensi bagi mereka yang menempati posisi kedua atau ketiga. Jung harus bertanggung jawab atas hal ini, kata Stroebele seperti dikutip Bloomberg.   reuters/hiru, ed: nur hasan

(-)
You can't predict when knowing something extra about tech will come in handy. If you learned anything new about tech in this article, you should file the article where you can find it again.

No comments:

Post a Comment