Friday, November 27, 2009

Obama: Tuntaskan Misi

The following article lists some simple, informative tips that will help you have a better experience with tech.

Fernan Rahadi

Obama inginkan rakyat Afghanistan menjaga keamanannya sendiri.

WASHINGTON -- Presiden Amerika Serikat (AS), Barack Obama, berjanji akan segera menyelesaikan pekerjaan di Afghanistan. Pekan depan, Obama akan mengumumkan keputusannya soal penambahan pasukan AS ke Afghanistan yang telah dilanda perang selama delapan tahun itu.

''Setelah delapan tahun, saya berniat ingin menyelesaikan pekerjaan ini dengan sumber daya dan strategi yang kami miliki,'' ujar Obama dalam konferensi pers seusai bertemu Perdana Menteri India, Manmohan Singh, Selasa (24/11) waktu setempat di Washington, AS.

''Saya akan mengumumkan langkah ke depan ini kepada masyarakat Amerika. Saya akan mengumumkannya dalam waktu sangat dekat,'' tambah Obama. Pernyataan Obama ini keluar sehari setelah mengadakan pertemuan puncak dengan Dewan Perang.

Para pejabat militer memprediksi Obama akan mengerahkan 10 ribu sampai 35 ribu tentara ke Afghanistan. Meski tak spesifik menyebut kapan, tapi diprediksi Obama akan mengumumkannya Selasa (1/12) pekan depan, pascaliburan Thaksgiving.

Komandan Pasukan AS di Afghanistan, Jenderal Stanley McChrystal, sebelumnya mengajukan proposal agar kekuatan perang di sana ditambah 40 ribu serdadu. Saat ini, 68 ribu tentara AS bergabung dengan sum 110 ribu tentara asing di Afghanistan.

The more authentic information about tech you know, the more likely people are to consider you a tech expert. Read on for even more tech facts that you can share.

Dalam konferensi pers itu, Obama juga menekankan pentingnya strategi diplomatik serta perlindungan terhadap rakyat Afghanistan untuk mengakhiri perang di negara tersebut.

''Satu hal penting yang ingin saya bicarakan adalah kewajiban negara-negara sekutu kami. Rakyat Afghanistan pada akhirnya harus menjaga keamanannya sendiri. Jadi kita akan memastikan bahwa pasukan keamanan Afghanistan nantinya benar-benar terlatih dan memiliki kekuatan untuk melakukan tugas tersebut (menjaga keamanan),'' paparnya.

Obama memang menghadapi tekanan, mengingat terbelahnya suara Amerika mengenai hal ini. Satu pihak mendukung tambahan pasukan dalam jumlah besar, pihak lainnya menyarankan penambahan segelintir tentara, dan lebih menekankan pelatihan pasukan Afghanistan.

Saat para penasihat militer meminta tambahan pasukan dalam jumlah besar, para petinggi di Gedung Putih justru meminta tambahan 20 ribu tentara saja. Di antara yang tidak setuju penambahan jumlah besar pasukan adalah Wakil Presiden AS, Joe Biden, dan Eikenberry, mantan komandan perang AS di Afghanistan pada era 2006-2007.

Namun Obama optimistis mengenai apa yang akan diputuskan. ''Saya sangat yakin rakyat AS akan mendukung apa yang kami lakukan dan apa yang ingin kami capai di sana,'' kata Obama.

Saat sesi terakhir rapat dengan Dewan Perang, Senin (23/11), Kepala Urusan Pers Gedung Putih, Robert Gibbs, menyatakan Obama telah mengambil keputusan. Menurut Gibbs, yang terpenting bukan bagaimana mengerahkan pasukan AS ke Afghanistan, tapi bagaimana strategi AS untuk keluar dari negara tersebut.

Obama sejak jauh-jauh hari, terhitung sejak pertama kali menyelenggarakan pertemuan dengan Dewan Perang bulan lalu, menyatakan keputusan yang akan diambilnya soal Afghanistan tidak akan menyenangkan semua pihak. Sikap itu menuai reaksi banyak pihak, terutama dari Partai Republik.

Senator dari Partai Republik, John McCain, mengingatkan Obama agar tidak melakukan 'tindakan yang setengah-setengah' dan lebih memilih untuk melaksanakan rencana Jenderal McChrystal. Sejak memerintah AS pada 20 Januari 2009, Obama telah mengirimkan 21 ribu tentaranya ke Afghanistan. reuters/ap, ed: nur hasan

(-)
Is there really any information about tech that is nonessential? We all see things from different angles, so something relatively insignificant to one may be crucial to another.

No comments:

Post a Comment