Thursday, December 3, 2009

Pelempar Sepatu yang Dilempar Sepatu

You should be able to find several indispensable facts about tech in the following paragraphs. If there's at least one fact you didn't know before, imagine the difference it might make.

Oleh Nur Hasan Murtiaji


Bagaikan menepuk air, tepercik muka sendiri. Kalimat bijak ini tampaknya tepat untuk menggambarkan apa yang dialami Muntazer al-Zaidi. Masih ingat kasus pelemparan sepatu terhadap George W Bush, mantan presiden Amerika Serikat, 14 Desember 2008? Zaidi inilah pelakunya, seorang reporter televisi Al-Baghdadia yang berbasis di Irak.

Namun, kali ini Zaidi bukan sedang mengulang ulahnya. Tapi justru dialah yang kini menjadi korban pelemparan sepatu. Bukan oleh Bush tentunya, melainkan seseorang yang disebut beraksen Arab. Pelemparan sepatu itu pun terjadi tidak di Baghdad, tapi di Paris, Prancis, Selasa (1/12).

Zaidi berada di Paris untuk mempromosikan agenda kampanyenya menolong mereka yang dia sebut sebagai ''korban penjajahan Amerika Serikat (AS) di Irak''. Dalam sesi tanya jawab saat jumpa pers, seorang laki-laki mengkritik Zaidi sambil menggebrak meja. Sang laki-laki tersebut memberikan komentarnya dalam bahasa Arab dengan dialek Irak. Dia membela kebijakan AS di Irak dan menyebut Zaidi sebagai ''orang yang bekerja bagi diktator Irak''.

Saat itulah, secara tak terduga, orang tersebut berteriak, ''Ini sepatu yang lain buat kamu.'' Bersamaan dengan selesainya kalimat tersebut terucap, melayanglah sepatu ke arah Zaidi.
Beruntung, nasib Zaidi sama dengan Bush. Lemparan sepatu yang diarahkan ke Zaidi, meleset, dan mengenai  backdrop , persis seperti yang dialami Bush ketika Zaidi melemparkan sepatunya.

Mungkin belajar dari pengalaman, Zaidi memang mampu mengelak saat sepatu mengarah kepadanya. Sepatu itu mendarat keras di papan yang berada di belakang pembicara.
Yang berbeda, Bush ketika itu saat berada di panggung hanya ditemani Perdana Menteri Irak, Nouri al-Maliki, meski tentara khusus pemgananan presiden bertebaran di dekatnya.

Adapun Zaidi, saat jumpa pers, di ditemani tiga orang lain. Posisinya di baris kedua dari kanan. Sewaktu sepatu melayang, dua orang yang berada di sebelah Zaidi dengan sigap menangkis lemparan sepatu itu.

You may not consider everything you just read to be crucial information about tech. But don't be surprised if you find yourself recalling and using this very information in the next few days.

Hal inilah yang tidak dilakukan Nouri al-Maliki ketika sepatu terbang ke arah muka Bush. Maliki hanya diam terkesima, menyaksikan Bush berkelit ke kiri Maliki di sebelah kiri Bush bak aksi seorang koboi menghindar dari tembakan peluru.

Kakak Zaidi yang duduk di barisan peserta jumpa pers, langsung menjotos sang pelaku, yang kemudian diketahui sebagai seorang pencari suaka bernama Khayat. Sebelum keributan bertambah panas, petugas acara langsung memisahkan keduanya.

Sang pelempar sepatu pun melenggang keluar acara dengan bebas. ''Ketika menggunakan metode ini (pelemparan sepatu), saya mengarahkannya ke penjajah. Saya tak menggunakannya untuk melawan teman sekampung,'' kata Zaidi, mengomentari pelemparan sepatu terhadapnya. ''Saya selalu mengetahui antek-antek mereka tak akan mampu menghentikan apa pun atas apa yang saya lakukan,'' tambahnya.

Setelah keributan itu berakhir, jumpa pers berlanjut dengan cerita Zaidi tentang pelemparan sepatu yang dilakukannya terhadap Bush, yang membuat warga di seantero tanah Arab menjadikannya seorang pahlawan.

Bush datang ke Baghdad, Irak, saat itu untuk menyampaikan kata perpisahan menjelang lengser. Tanpa diduga, Zaidi berteriak, ''Ini ciuman perpisahan untukmu, anjing,'' sambil melempar sepatu ke arah Bush.

Akibat perbuatannya itu, Zaidi dihukum tiga tahun, meski hanya sembilan bulan menghuni penjara karena dinilai berkelakuan baik. Tiga hari pertama setelah aksi pelemparan sepatu, dia mengaku dipukuli dengan batang besi dan kursi, diikat pakai kabel, dan diancam untuk ditenggelamkan.

Zaidi yang berusia 30 tahun dan penganut Syiah ini langsung keluar dari Irak setelah bebas. Dia mengaku tinggal di Jenewa, Swiss, untuk menjalani pengobatan karena giginya yang rontok, perutnya bermasalah, patah tulang belakang yang dideritanya.

Kehadirannya di Paris atas undangan Arab Press Club. Dia berencana kembali ke Irak setelah sembuh, menjalankan lembaga sosial untuk membantu 'korban-korban penjajahan AS' di negaranya, khususnya para janda dan anak-anak yatim korban serangan AS. reuters, ed: nur hasan

(-)
Now you can understand why there's a growing interest in tech. When people start looking for more information about tech, you'll be in a position to meet their needs.

No comments:

Post a Comment