Wednesday, December 2, 2009

Iran Bisa Keluar dari NPT

You should be able to find several indispensable facts about tech in the following paragraphs. If there's at least one fact you didn't know before, imagine the difference it might make.

TEHERAN -- Iran memberi sinyal untuk keluar dari Traktat Nonproliferasi Nuklir (NPT). Salah seorang pemimpin berpengaruh Iran menyarankan mengambil keputusan itu setelah negaranya mendapat tekanan bertubi-tubi pascaresolusi yang dijatuhkan Badan Energi Atom Internasional (IAEA).

Juru bicara Parlemen Iran, Ali Larijani, menyatakan, tak ada gunanya Iran tergabung dalam traktat tersebut, jika selalu ditegur IAEA. Teguran makin keras setelah Iran mengumumkan rencananya untuk membangun 10 fasilitas pengayaan uranium baru. ''Saya yakin keputusan itu sangat mencederai NPT. Sekarang, tidak ada bedanya apakah Iran menjadi anggota NPT atau tidak,'' kata Larijani dalam jumpa pers, Senin (30/11).

Namun, kepada Reuters , Kepala Organisasi Energi Atom Iran, Ali Akbar Salehi, membantah keinginan negaranya untuk keluar dari NPT. ''Pemimpin spiritual kami mengatakan, membuat senjata nuklir merupakan dosa. Jika ingin membuat nuklir, kami akan meninggalkan Traktat Nonproliferasi,'' kata Salehi.

If your tech facts are out-of-date, how will that affect your actions and decisions? Make certain you don't let important tech information slip by you.

Kendati, dia mengakui mendapat tekanan soal agenda nuklir damainya. ''Namun, kami akan tetap berada di dalam traktat,'' katanya. Para pejabat tinggi Iran sebelumnya juga mengatakan Iran sama sekali tidak berniat meninggalkan NPT, yang saat ini situs pengayaan uraniumnya sedang dalam inspeksi IAEA. Mereka menegaskan bahwa membuat senjata nuklir bertentangan dengan prinsip-prinsip Islam.

Sejumlah pengamat berpendapat Iran mesti berpikir dua kali jika ingin keluar dari NPT. Sebab, tindakan itu dapat memprovokasi Israel dan Amerika Serikat untuk menyerang Iran. Apalagi, perlu bertahun-tahun bagi Iran untuk mengoperasikan fasilitas pengayaan uranium itu.

Namun, tanggapan pesimistis analis Barat akan kemampuan Iran membangun fasilitas pengayaan uranium disangkal Wakil Presiden Pertama Iran, Mohammad Reza Rahimi. ''Mereka akan melihat nanti bahwa yang kami ucapkan bukanlah gertak sambal,'' kata Rahimi kepada kantor berita  Fars .

Menanggapi rencana pembangunan 10 fasilitas baru pengayaan uranium, Rusia menilai langkah Iran itu akan membuatnya mendapat sanksi lebih banyak dari masyarakat internasional. Sedangkan Jerman menyebutnya sebagai langkah salah arah. Adapun Prancis meminta agar Iran diberi peluang terakhir untuk membicarakan seputar agenda nuklirnya.

Larijani memang menyatakan masih ada ruang berdiplomasi dengan Iran. ''Sangat berguna jika mereka menggunakan peluang diplomasi supaya Iran bisa bekerja sesuai aturan IAEA sehingga ada kepastian aktivitas Iran tidak berbahaya. Mereka punya pilihan, dan kami akan bertindak sesuai semestinya,'' katanya.  fernan, ed: nur hasan

(-)
If you've picked some pointers about tech that you can put into action, then by all means, do so. You won't really be able to gain any benefits from your new knowledge if you don't use it.

No comments:

Post a Comment