Monday, December 28, 2009

Keponakan Tokoh Oposisi Iran Tewas

If you have even a passing interest in the topic of tech, then you should take a look at the following information. This enlightening article presents some of the latest news on the subject of tech.

Sebanyak 15 orang tewas saat aksi demo.


TEHERAN -- Keponakan tokoh oposisi Iran, Mir Hossein Mousavi, termasuk di antara 5 demonstran yang tewas dalam bentrok massa dengan polisi di Teheran. Ribuan demonstran terlibat dalam aksi unjuk rasa menentang pemerintah, Ahad (27/12).

Sejumlah saksi mata mengatakan, puluhan demonstran juga terluka dalam aksi unjuk rasa paling berdarah setelah kerusuhan Juni 2009, yang menentang terpilihnya kembali Mahmud Ahmadinejad menjadi presiden Iran melalui pemilu.

Senin (28/12), televisi pemerintah menyatakan, lebih dari 15 orang tewas akibat kerusuhan itu. ''Lima orang dibunuh kelompok teroris dan kementerian intelijen mengumumkan lebih dari 10 orang anggota kelompok teroris antirevolusi terbunuh,'' demikian keterangan televisi pemerintah, tanpa rincian lebih jauh.

Situs oposisi, Rahesabz.net , mengungkapkan, empat demonstran ditembak mati oleh pasukan keamanan di pusat Teheran. Sedangkan situs kalangan reformis,  Parlemannews , menyebut, keponakan Mousavi tewas di rumah sakit setelah ditembak di dadanya.

Situs  Parlemannews mengatakan, Seyed Ali Mousavi, keponakan Mousavi yang berumur 35 tahun itu, ditembak di dekat jantungnya sewaktu terjadi kerusuhan di taman Enghelab. ''Dia syahid setelah sempat dibawa ke rumah sakit Ebnesina,'' tulis  Parlemannews .

Mousavi anggota keluarga lainnya berada di rumah sakit ditemani sejumlah tokoh politik yang merupakan anggota minoritas di Parlemen Iran, ungkap situs tersebut. Merekalah yang selama ini mendukung gerakan oposisi melawan pemerintahan Ahmadinejad.

Those of you not familiar with the latest on tech now have at least a basic understanding. But there's more to come.

Polisi sebelumnya membantah adanya korban tewas dalam bentrok tersebut. Hal yang bertolak belakang dengan keterangan saksi mata yang menyebut puluhan ribu pendukung oposisi turun ke jalan dalam aksi demonstrasi hari kedua yang memanfatkan perayaan Assyura sebagai kendaraan menggelar aksi protes.

Polisi Teheran mengatakan, lima orang yang tewas itu karena dicurigai. ''Penyelidik sedang mengidentifikasi tersangka pelaku kejahatan dalam insiden itu,'' kata seorang pejabat Polisi Teheran dalam pernyataan yang dikutip kantor berita  IRNA . Wakil Kepala Polisi Iran, Ahmad Reza Radan, dalam siaran televisi seperti yang dilaporkan  AFP , menyatakan, lebih dari 300 demonstran telah ditahan.

Radan membenarkan empat orang tewas, tapi seorang di antaranya tewas karena terjatuh dari jembatan dan dua tewas dalam kecelakaan mobil. Adapun orang keempat tewas karena tertembak peluru, namun dia menolak menyatakan pasukan keamanan turut bertanggung jawab.''Polisi tak menggunakan senjata api, ini mencurigakan dan akan diinvestigasi,'' kata Radan.

Beberapa saksi mata mengungkapkan, polisi menggunakan tongkat kecil dan gas air mata dalam kerusuhan itu, yang diikuti peringatan agar demonstran tak menggunakan prosesi perayaan Assyura untuk menggelar protes. Ketika kerumunan massa itu gagal dibubarkan, polisi menembakan senjatanya, demikian keterangan situs oposisi.

Beberapa saksi mata mengungkapkan, demonstran dipukul balik pasukan keamanan, yang melempari mereka dengan batu dan meneriakkan, ''Kami melawan dan kami mati untuk mengembalikan Iran.''Demonstran itu kemudian dipukul sejumlah polisi dan membakar truk mereka, seraya mengatakan beberapa polisi berlari dengan luka berdarah di wajahnya.

Sejumlah demonstran, termasuk para wanita, juga meneriakkan, ''Kematian bagi diktator'' dan ''Ini bulan berdarah dan basij akan jatuh'', merujuk pada milisi Islam yang menekan aksi protes.

Wartawan Suriah, Reza al-Basha (27 tahun), koresponden  Dubai TV di Iran, diduga di antara yang ditahan, seperti dilansir  AFPRahesabz juga melaporkan, bentrok demonstran dan pasukan keamanan juga terjadi di Isfahan dan Najafabad kampung halaman almarhum ulama besar Ayatollah Hossein Ali Montazeri di utara Kota Babol dan selatan Kota Shiraz.

Kerusuhan juga terjadi di kota terbesar kedua Iran, Mashhad, dan di pusat Kota Arak, dan laporan yang belum dapat dikonfirmasi adanya korban di Tabriz, kota utama di barat daya Iran. Menteri Luar Negeri Prancis mengecam sikap polisi Iran dan meminta untuk mengedepankan penyelesaian secara politik. Hal yang sama disuarakan Pemerintah AS.  ap, ed: nur hasan

(-)
Is there really any information about tech that is nonessential? We all see things from different angles, so something relatively insignificant to one may be crucial to another.

No comments:

Post a Comment