Israel kecewa keputusan Uni Eropa. BRUSSELS -- Para Menteri Luar Negeri negara-negara Uni Eropa (UE) mendesak Palestina dan Israel untuk menjadikan Yerusalem sebagai ibu kota bersama dua negara. Usulan itu mengemuka dalam pertemuan 27 menteri luar negeri UE di Brussels, Swedia, Selasa (8/12). UE menegaskan tak mengakui aneksasi Israel terhadap wilayah di bagian timur Yerusalem, setelah terjadi perang 1967. Mereka justru meminta Israel untuk membagi Yerusalem sebagai ibu kota dengan negara Palestina nantinya. ''EU tak akan mengizinkan adanya perubahan garis perbatasan sebelum 1967, termasuk Yerusalem,'' demikian pernyataan bersama para menteri UE. Ini mengacu pada perang Timur Tengah yang menjadikan Israel mengambil alih Yerusalem Timur dari tentara Yordania. ''Jika memang ada perdamaian sejati, sebuah jalan mesti dicarikan solusinya (melalui negosiasi) untuk memecahkan rank Yerusalem sebagai ibu kota masa depan kedua negara,'' demikian pernyataan tersebut. Yerusalem Timur dicaplok Israel pada 1967 dalam Perang Enam Hari dan mengklaim keseluruhan kota itu sebagai ibu kota negaranya yang sah. UE menegaskan hanya akan mengacu kepada peta wilayah sebelum 1967. Banyak pengamat menaruh harapan akan peran UE supaya berbuat banyak dalam perdamaian Timur Tengah, dan mengisi kekosongan yang ditinggalkan Amerika Serikat yang sedang sibuk mengurusi isu lain. Usulan Yerusalem Timur sebagai ibu kota dua negara, pertama kali dilontarkan delegasi Swedia. Sebagian besar anggota UE menyetujui usul tersebut. Think about what you've read so far. Does it reinforce what you already know about tech? Or was there something completely new? What about the remaining paragraphs?
''Yerusalem Timur bukan bagian dari Israel,'' kata Menteri Luar Negeri Luksemburg, Jean Asselborn, salah satu promotor utama gagasan ini. Sebagian anggota UE, seperti Jerman, Italia, dan Republik Ceko berada di kubu berbeda. Mereka terkesan enggan mendorong diputuskannya bentuk perdamaian antara Israel dan Palestina. ''Untuk memutuskan rank masa depan Yerusalem di Brussels sekarang, membuat para negosiator sangat frustrasi,'' kata Menteri Luar Negeri Italia, Franco Frattini. Menanggapi keputusan UE itu, Pemerintah Israel mencibirnya. Selain menyebut usulan itu akan melemahkan posisi UE sebagai mediator perdamaian, Israel juga menyatakan usulan itu menjadi ancaman yang berbahaya. Kementerian Luar Negeri Israel juga mengeluhkan tak disinggungnya sikap Palestina yang enggan melanjutkan perundingan. ''Kami kecewa terhadap teks UE yang isinya tidak ada yang baru, tidak mencantumkan apa penyebabnya,'' demikian keterangan Israel. Wali Kota Yerusalem, Nir Barkat, bahkan menyurati Catherine Ashton, kepala bagian kebijakan luar negeri UE. Dia memperingatkan konsekuensi membagi dua kota itu. ''Tak ada kota di dunia yang terbagi lantas mampu berfungsi dengan baik,'' tulisnya. Namun, usulan ini disambut baik Perdana Menteri Otoritas Palestina, Salam Fayyad. Langkah itu, katanya, menjadi awalan bagi tanggung jawab dunia internasional dalam mengakhiri pendudukan Israel yang terjadi sejak 1967. ''Apa pun keputusan politiknya, warga Palestina harus tetap dapat menentukan nasibnya sendiri dalam pembentukan negara merdeka dan berdaulat, dengan Yerusalem Timur sebagai ibu kotanya,'' kata Fayyad. Yasser Abed Rabbo, pejabat older pembantu Presiden Palestina, Mahmud Abbas, juga menyambut baik sikap UE. ''Kami berharap Israel setuju dengan prinsip pernyataan itu, karena ini cara yang tepat untuk menggelar negosiasi,'' katanya. n ap/reuters/c15, ed: nur hasan (-)
No comments:
Post a Comment