Oleh: Fernan Rahadi, Hiru Muhammad
Obama kemungkinan menambah 35 ribu prajurit.
WASHINGTON -- Menjelang pengumuman strategi baru Amerika Serikat (AS) di Afghanistan, Selasa (1/12) malam waktu setempat, Presiden Barack Obama menggelar telekonferens dengan Presiden Afghanistan, Hamid Karzai, Selasa dini hari. Adanya telekonferens Obama-Karzai dijelaskan juru bicara Istana Kepresidenan Afghanistan. Kedua pemimpin itu terlibat pembicaraan yang rinci selama satu jam tentang kebijakan baru AS di Afghanistan. Di antara yang dibahas adalah mengenai feature masalah keamanan, politik, militer, dan aspek-aspek strategi ekonomi rencana AS di Afghanistan. Obama juga pernah menyelenggarakan beberapa kali telekonferens dengan sejumlah pemimpin dunia, di antaranya Asif Ali Zardari, presiden Pakistan. Obama dijadwalkan mengumumkan kebijakan perangnya di Afghanistan, Selasa malam waktu setempat atau Rabu waktu Indonesia di Akademi Militer AS di West Point, New York. Rapat maraton tertutup maupun hubungan per telepon Obama dengan pejabat kunci terkait, penasihat militer, dan sekutu luar negeri AS sudah digelar sejak Senin malam. Di West Point, Obama diharapkan juga menjelaskan keyakinannya untuk melanjutkan perang di Afghanistan yang telah berlangsung delapan tahun. Meski belum mengumumkan resmi, berembus kencang Obama kemungkinan mengirimkan 30 ribu-35 ribu tentara tambahan ke Afghanistan. Bahkan, pada Ahad (29/11) malam, komandan militer AS telah menyiagakan sedikitnya satu grup Marinir. Most of this information comes straight from the tech pros. Careful reading to the end virtually guarantees that you'll know what they know.
Diperkirakan, pasukan pertama yang bakal dikirim ke Afghanistan berasal dari Marinir, dua sampai tiga pekan setelah pengumuman Obama. Penempatan pasukan dalam jumlah besar akan dilakukan awal tahun depan. Dalam misi menggulung kelompok Alqaidah dan Taliban di Afghanistan, militer AS menggunakan strategi baru, yakni melatih tentara lokal. Diharapkan tentara Afghanistan mampu mengatasi keamanan di dalam negerinya sendiri, tanpa melibatkan pasukan asing. ''Kami akan bekerja sama dengan militer Afghanistan, termasuk polisi agar mampu menghadapi pemberontak maupun pelanggar hukum di negeri mereka,'' kata juru bicara Gedung Putih, Robert Gibbs. Rencana Obama untuk mengirimkan tambahan 30 ribu-35 ribu tentara mendapat dukungan Perdana Menteri Inggris, Gordon Brown. Brown menyetujui mengirimkan 500 serdadu tambahan ke Afghanistan. ''Kita tak akan mampu menjalankan tugas bila tidak mau bekerja sama dengan sekutu utama dalam mengatasi awal mula masalah itu muncul,'' kata Brown. Tentara tambahan itu akan tiba di selatan Afghanistan, bulan depan, sehingga menggenapkan jumlah tentara Inggris di sana menjadi 10 ribu tentara. Adapun Prancis akan mempertahankan jumlah pasukannya sesuai kebutuhan. Pengiriman tambahan pasukan, memunculkan masalah lain bagi pemerintahan AS. Anggaran militer diperkirakan membengkak menjadi 35 miliar dolar AS dari semula 30 miliar dolar AS. Pembengkakan lima miliar dolar AS menjadi nilai penting, di tengah kondisi ekonomi AS yang kurang menggembirakan. Namun Robert Gibbs menyatakan jumlah anggaran itu masih akan dibicarakan dengan pejabat AS terkait lainnya. Komandan militer tertinggi AS di Afghanistan, Jenderal Stanley McChrystal, sebelumnya mengajukan penambahan 40 ribu tentara di Afghanistan. Pasukan AS akan ditempatkan di sejumlah kota penting untuk melatih militer Afghanistan agar mandiri menjaga wilayahnya. Diharapkan, Pakta Pertahanan Atlantik Utara (NATO) mengirimkan tambahan 5.000 tentara ke Afghanistan. Dengan demikian, jumlah pasukan asing di Afghanistan akan mencapai lebih dari 100 ribu tentara. ap/reuters, ed: nur hasan (-)
No comments:
Post a Comment