YERUSALEM -- Israel kembali mengeluarkan upayanya untuk menyangkal berbagai tuduhan mengenai kejahatan perang di Gaza. Kali ini, Israel mengecam Inggris yang menuntut mantan menteri informasi beasiswa luar negeri negeri Israel, Tzipi Livni, sebagai aktor di balik agresi ke Jalur Gaza, 27 Desember 2008-18 Januari 2009. Sebelumnya, Selasa (15/12), Pengadilan Inggris menerbitkan surat penangkapan terhadap Livni, yang saat invasi Israel ke Jalur Gaza menjabat sebagai menteri informasi beasiswa luar negeri negeri. Surat tersebut akhirnya ditarik setelah Livni, yang sekarang menjabat pemimpin oposisi, membatalkan pertemuannya di Inggris pekan lalu. Pemerintah Inggris meminta pemimpin Israel datang ke Inggris untuk menjelaskan persoalan sebenarnya. Menurut Menteri Luar Negeri Israel, Avigdor Lieberman, politisi Israel dan pejabat-pejabat militer Israel mencela keputusan Pengadilan Inggris itu. Mereka menyebut tindakan hukum itu dapat merusak upaya Inggris yang selama ini aktif dalam proses perwujudan perdamaian di Timur Tengah. Pembelaan yang tak kalah sengit disampaikan Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu. Dia tegas menolak perintah penahanan dan menyebutnya sebagai langkah absurd. Netanyahu beralasan, tuntutan penahanan itu sama saja melemahkan kemampuan Israel untuk mempertahankan diri. Menanggapi protes Israel, Menteri Luar Negeri Inggris, David Miliband, berusaha menenangkan suasana. ''Para pemimpin Israel sama saja dengan pemimpin-pemimpin dari negara-negara lain. Mereka harus berkunjung (ke Inggris) dan berdialog dengan Pemerintah Inggris,'' katanya. ''Prosedur pengeluaran surat penangkapan tanpa sepengetahuan jaksa penuntut merupakan contoh tak biasa dalam sistem (pengadilan) di Inggris dan Wales. Pemerintah Inggris sedang berupaya mengganti sistem itu bisa supaya situasi seperti ini tak terjadi lagi,'' tambahnya. Hopefully the information presented so far has been applicable. You might also want to consider the following:
Lieberman menambahkan, usaha untuk memperbaiki hubungan kedua negara sangat minimal. ''Jika Inggris tidak menerima kunjungan para pemimpin Israel dengan cara yang baik, itu hambatan bagi Inggris memediasi proses perdamaian di Timur Tengah,'' katanya. Dalam pidatonya di Tel Aviv, Israel, Livni menyatakan menolak surat perintah penangkapan tersebut. Agresi militer di Gaza, katanya, adalah upaya Israel untuk melindungi diri. ''Israel telah melakukan hal yang benar, baik dikecam maupun tidak dikecam. Ini adalah peran sebuah kepemimpinan,'' kata Livni. Penasihat keamanan Netanyahu dan Lieberman, kemarin, memanggil Duta Besar Inggris untuk Israel, Tom Phillips, menyampaikan kecemasan mereka. Bulan lalu, Phillips menyatakan kepada sebuah kelompok Yahudi bahwa pemerintah sama sekali tidak mendukung adanya tindakan hukum terhadap para pemimpin Israel. Kelompok itu sebelumnya mengatakan tingkat kebencian terhadap Israel di Inggris meningkat. Namun pernyataan Phillips itu berkebalikan dengan yang dilakukan Pengadilan Inggris. Phillips menambahkan, serangan Israel ke Jalur Gaza yang menewaskan 1.400 warga Palestina telah membuat publik Inggris takut terhadap Israel. Ini membuat Pemerintah Inggris sukar bersikap. Sebelumnya, badan Hak Asasi Internasional telah meminta para politisi Israel dan petinggi militer Inggris memberikan jawaban terkait tuduhan kejahatan perang Gaza. reuters/fernan (-)
No comments:
Post a Comment