Hiru Muhammad Banyak korban meninggal akibat mengisap Karbon Monoksida MOSKWA--Sedikitnya 111 orang tewas dan 134 luka-luka, sebagian besar diantaranya cedera berat. Hal itu ketika sebuah ledakan yang disebabkan oleh kembang api menimbulkan kebakaran di satu rumah makan di kota Perm, Rusia, Sabtu (5/12) dini hari. Ledakan tersebut terjadi di restoran Lame Horse ketika lebih dari 250 orang, sebagian besar pegawai dan keluarga mereka, sedang mengadakan pesta ulang tahun kedelapan rumah makan itu. Menurut kantor berita ITAR-TASS kejadian tersebut merupakan bencana langka sekaligus kecelakaan terbesar yang diakibatkan kembang api di negara tersebut. "Kecelakaan itu terjadi akibat pelanggaran terhadap instruksi untuk tidak menggunakan kembang api," kata Vladimir Markin, seorang pejabat setempat, sebagaimana dikutip kantor berita Ria Novosti. Those of you not familiar with the latest on tech now have at least a basic understanding. But there's more to come.
Stasiun televisi Vesti melaporkan, 111 orang tewas dan 134 lainnya cedera akibat kecelakaan itu. Vesti mencatat 85 orang di antaranya menderita luka-luka serius akibat luka bakar. Dari wajah-wajah korban dapat pula dipastikan bahwa mereka kebanyakan menghirup racun karbon monoksida akibat kebakaran itu. "Sebagian besar korban tewas akibat luka-luka bakar atau menghirup gas," kata Markin. Menurut Markin, kebakaran itu membuat pengunjung panik karena berebut keluar. Sama sekali bukan aksi teroris sebagaimana ramai diduga dan diberitakan sebelumnya oleh media. "Saya boleh katakan 100 persen ini bukan aksi teroris," kata Markin. Menteri Keamanan Regional,Igor Orlov, mengatakan, rumah makan itu memiliki langit-langit dari plastik yang mudah terbakar. "Dalam acara itu ada kembang api. Satu di antaranya mengenai langit-langit sehingga menimbulkan kebakaran. Orang-orang panik. Ada yang terbakar dan menghirup gas," ujar Orlov, seperti dikutip ITAR-TASS. Ini bukan kejadian pertama di Rusia. Sebelumnya, 11 Juli 2008, sebuah bangunan peribadatan hangus terbakar. Kebakaran itu terjadi di kota Chekhov, 55 km Selatan Kota Moskow. Vladimir Berezhnoy, seorang warga yang sedang berada di tempat sebagai seorang relawan penjaga keamanan malam hari, mendengar suara seperti ledakan dan mencium bau asap. Pihak berwenang belakangan menemukan bukti bahwa kebakaran itu disengaja. Pihak pemilik gedung, kelompok Saksi Jehova, saat itu menuding pemerintah bersikap diskriminatif. Pasalnya, menurut mereka, ketika pada pukul 4.00 dua orang petugas kepolisian tiba di lokasi kejadian, keduanya dilaporkan hanya berdiri menyaksikan tiga anggota jemaat keagamaan itu menyelamatkan isi gedung. "Itu kami sesalkan," kata Berezhnoy. Apalagi ketika catatan kantor pemadam kebakaran pun menunjukkan waktu berbeda dengan yang mereka yakini. Pihak Pemadam mengatakan, panggilan permintaan bantuan dari Berezhnoy diterima pukul 3.55, dan sepuluh menit kemudian petugas pemadam telah tiba di tempat. Sementara Berezhnoy mengatakan petugas pemadam tiba pada pukul 4.27. (-)
No comments:
Post a Comment