Oleh: Fernan Rahadi
Serangan terjadi di dalam markas militer AS.
KABUL -- Tujuh agen Badan Intelijen Sentral Amerika Serikat (CIA) tewas dalam serangan bom di pangkalan AS di sebelah timur Provinsi Khost, Afghanistan, Rabu (30/12). Tujuh anggota CIA lainnya cedera dalam serangan di pangkalan Chapman itu. Taliban menyatakan bertanggung jawab atas serangan itu. ''Serangan mematikan (terhadap agen CIA) itu dilakukan oleh seorang anggota tentara Afghanistan saat orang-orang Amerika tersebut sedang sibuk mengumpulkan beasiswa indonesia tentang mujahidin,'' ujar juru bicara Taliban, Zabiullah Mujahid, melalui surat elektronik (email ) yang dikirimkan kepada Aljazeera , Kamis (31/12). Sang pengebom dilaporkan berhasil mengelabui penjagaan di pangkalan militer AS itu. Bahkan, selepas lolos dari pengawasan, dia meledakkan diri di sebuah ruangan yang digunakan sebagai pusat kebugaran. Klaim Taliban itu spontan dibantah Menteri Pertahanan Afghanistan. Ia menyangkal keterlibatan prajurit Afghanistan dalam serangan bom tersebut. Di Washington, Kepala CIA, Leon Panetta, menyatakan, tujuh agen CIA itu telah berjasa bagi AS. Mereka telah melakukan banyak pekerjaan untuk melindungi negaranya dari serangan terorisme. Salah satu agen yang tewas adalah seorang kepala CIA di Afghanistan. Kamis (31/12) waktu setempat, CIA langsung melakukan gelar perkara. ''Kami masih mempelajari apa yang berita terbaru saja terjadi. Satu hal yang perlu dicatat, aksi perlawanan terhadap teroris adalah pekerjaan yang berbahaya,'' ujar seorang juru bicara CIA. Jumlah anggota CIA yang tewas itu merupakan yang tertinggi sejak pengeboman di Kedutaan Besar AS di Beirut, Lebanon, pada 1983. ''Kami memang memprediksi ada agen yang tewas. Tapi kami tak menyangka akan kehilangan agen sebanyak ini,'' ujar seorang mantan agen CIA. Once you begin to move beyond basic background information, you begin to realize that there's more to tech than you may have first thought.
Seorang pejabat AS menunjuk contoh insiden di Fort Hood sebagai bukti bahwa keamanan personel AS tak terjamin, meski berada di dalam pangkalannya sendiri, terlebih lagi di pangkalan-pangkalan di Afghanistan, ''Tiap kali terdapat insiden seperti ini, maka harus digunakan untuk mengevaluasi seluruh tempat (pangkalan-pangkalan AS), baik prosedur pemeriksaannya, prosedur keamanannnya, intelnya, atau keamanan fisiknya,'' ujar pejabat yang minta namanya dirahasiakan itu. Presiden AS, Barack Obama, telah menyampaikan surat kepada CIA. Isi suratnya adalah ungkapan bela sungkawa dan penghargaan terhadap agen CIA itu atas jasanya kepada negara. Wartawan Kanada terbunuh
Di hari yang sama dengan serangan di pangkalan AS itu, di sebelah selatan Provinsi Kandahar, Afghanistan, lima orang Kanada terbunuh, salah satunya adalah wartawati. Kementerian Pertahanan Kanada mengungkapkan, lima orang yang tewas terdiri dari empat prajurit dan seorang wartawan. Mereka terbunuh akibat kendaraan yang mereka tumpangi terkena bom. Saat itu, mereka sedang mengunjungi sebuah proyek rekonstruksi sebuah komunitas di Afghanistan. Michelle Lang, nama wartawati itu, adalah wartawan Kanada pertama yang tewas sejak Kanada bergabung dengan misi AS di Afghanistan pada 2002. Lang bekerja untuk Calgary Herald dan telah berada di Afghanistan sejak 11 Desember 2009. Pemerintah Kanada enggan mengungkapkan identitas empat tentaranya yang tewas. Peristiwa tersebut adalah serangan terburuk terhadap militer Kanada dalam dua tahun terakhir. Sampai saat ini, telah 138 tentara Kanada tewas di Afghanistan. Kanada memiliki 2.800 prajurit di Afghanistan. Misi mereka di sana tidak populer di kalangan warga Kanada, sehingga pemerintah merencanakan menarik pasukan di pengujung 2011 nanti. Dalam insiden yang lain, sejumlah warga sipil Afghanistan terbunuh akibat serangan udara tentara asing di Helmand, Rabu (30/12). Sejauh ini belum diketahui jumlah pasti warga sipil yang tewas. Adapun Pakta Pertahanan Atlantik Utara (NATO) belum mau berkomentar atas kejadian yang memunculkan aksi protes warga. ap/reuters, ed: nur hasan (-)
No comments:
Post a Comment